Selasa, 13 Oktober 2015

CONTOH JENIS ALIH TEKNOLOGI

Teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Karena kepentingan dan kebutuhan akan teknologi yang semakin tinggi, maka manusia berlomba-lomba menciptakan teknologi dengan  beragam jenis dan bentuk  dengan tujuan  untuk menjadi yang terdepan.  
Dengan semakin banyaknya produk teknologi yang diciptakan, maka mau tidak mau harus ada tempat yang digunakan untuk memasarkan teknologi-teknologi tersebut. Tempat-tempat inilah yang nantinya digunakan oleh negara-negara industri terutama negara-negara barat untuk mempromosikan dan memasarkan bahkan menjadikan tempat tersebut sebagi tempat uji coba dari teknologi-teknologi yang telah mereka buat. Tempat tersebut adalah sebutan untuk negara ketiga atau negara miskin dan negara berkembang. Inilah yang disebut dengan alih teknologi. Berikut ini merupakan jenis dan contoh dari Alih Teknologi.


    1. Foreign Direct Investment (FDI)
Foreign Direct Investment atau sering disingkat FDI adalah investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh investor asing. Di Indonesia sendiri keberadaan FDI cukup banyak. Salah salah satu alasannya karena Indonesia adalah negara yang masih berkembang dan merupakan tempat yang cocok untuk berinvestasi. Salah satu contoh dari FDI adalah PT Freeport Indonesia. Alasan Mengapa PT. Freeport Indonesia dikategorikan sebagai Foreign Direct Investment atau FDI karena  PT. Freeport Indonesia merupakan milik Asing tepatnya milik perusahaan pertambangan asal Amerika Serikat (Freeport) dimana saham yang dimiliki oleh pihak Freeport AS lebih dari 10%. Selain itu  PT Freeport juga melakukan investasi jangka panjang. Terbukti mereka telah berinvestasi di Indonesia sejak April 1967. PT Freeport juga hampir memegang kendali penuh terhadap pendapatan yang mereka peroleh. Meskipun ada embel-embel nama Indonesia dibelakang nama perusahaannya, hal ini tidak menjadikan Freeport menjadi perusahaan nasional. PT. Freeport juga cenderung Liberal atau bebas melakukan apa saja terhadap SDA khusunya pertambangan di Papua dan peran pemerintah cukup minim dalam mengatur perusahaan ini.


    2. Joint Ventures
Joint Ventures adalah kerjasama antar perusahaan dari negara yang berbeda dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Joint Ventures sendiri dikenal dengan sebutan usaha patungan. Contoh dari Joint Ventures yang ada di Indonesia adalah Joint Ventures antara perusahaan Garuda Food dengan Perusahan Suntory Beverage and Food Limited (SBF) asal Jepang. Keduanya bekerjasama untuk mendirikan Perusahaan yang bergerak dalam industri minuman non alkohol. Alasan mengapa kerjasama antara perusahaan Garuda Food dengan Perusahan Suntory Beverage and Food Limited (SFB) termasuk Joint Ventures karena kedua perusahaan tersebut melakukan “patungan” untuk menjalankan usahanya dimana Garuda Food memiliki kepemilikan sekitar 49% dan Suntory Beverage and Food Limited (SBF) memiliki kepemilikan sebesar 51%.  Selain itu, alasan keduanya melakukan kerjasama tidak lain ntuk meningkatkan keuntungan. Hal tersebut merupakan tujuan utama dari adanya Joint Ventures. Resiko untung rugi dari usaha ini juga ditanggung bersama. Namun meskipun Garuda Food dengan Perusahan Suntory Beverage and Food Limited (SBF) melakukan kerjasama dan kepemilikan terbesar dipegang oleh Perusahan Suntory Beverage and Food Limited (SBF), Garuda Food masih milik Indonesia dan tidak dinasionalisasi oleh Perusahan Suntory Beverage and Food Limited (SBF).

3.   Licensing Agreements
Licensing Agreements adalah izin yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain untuk menggunakan brade nama, merk, hak paten, hak cipta dan lain sebagainya. Contoh dari Licensing Agreements adalah pembelian lisensi oleh Perusahaan Yakult Indonesia untuk memproduksi atau membuat  produk Yakult yang sama persis dengan produk Yakult yang ada di Perusahan Yakult Honsa Jepang. Lisensi tersebut diberikan oleh Perusahan Yakult Honsa Jepang kepada Perusahaan Yakult Indonesia dengan syarat Perusahaan Yakult Indonesia harus mematuhi standar yang telah ditetapkan oleh Perusahan Yakult Honsa Jepang. Jika syarat tersebut dilanggar, maka lisensi yang telah diberikan akan dicabut. Alasan kenapa hal tersebut termasuk kedalam contoh Licensing Agreement karena  Perusahan Yakult Honsa Jepang telah memperbolehkan Perusahaan Yakult Indonesia untuk memproduksi produk yang sama dan juga karena Perusahan Yakult Honsa Jepang memberikan izin kepada Perusahaan Yakult Indonesia untuk menggunakan nama dagang “Yakult” pada produk yang akan dipasarkan.

4. Turnkey Projects
Turnkey Projects adalah membangun infrastruktur, konstruksi maupun permodalan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menyelenggarakan proses produksi. Bila segala fasilitas telah siap digunakan, maka perusahaan tersebut menyerahkan kunci kepada perusahaan atau organisasi lainnya tanpa melupakan syarat dan ketentuan yang telah disepakati. Contoh dari Turnkey Projects adalah Pembangunan Pipa Gas di Sumatera Selatan dimana pembangunan dilakukan oleh Kontraktor asal Jepang, Japan Bank For International Cooperation (JBIC). Dimana peran dari JBIC ini adalah memberikan permodalan kepada Kontraktor lokal untuk membangun pipa gas tersebut. Setelah rampung, maka seluruh proses pembayaran diserahkan kepada Perusahaan Gas Negara. Alasan mengapa Pembangunan Pipa Gas Negara dikategorikan sebagai Turnkey Projects karena JBIC dan kontraktor lokal berperan sebagai pemodal dan pelaksana konstruksi atau dengan kata lain sebagai pemegang kunci dan setelah Pembangunan Pipa Gas selesai, Perusahaan Gas Negara akan menjadi penerima kunci dan Perusahaan Gas Negara harus membayar seluruh biaya permodalan dan pelaksanaan konstruksi yang telah  dilakukan oleh JBIC dan kontraktor lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar